Rabu, 15 April 2009

Manfaat Pisang Sale

Pisang Sale Kaya Karbohidrat, Vitamin, dan Mineral

Bila Anda tidak mendapati keterangan gizi pada sebungkus pisang sale yang
dibeli, tulisan ini pasti bermanfaat. Kandungan karbohidrat, vitamin, dan
mineral makanan ini ternyata tinggi. Jadi cocok dijadikan cemilan di saat
butuh energi. Tak perlu cemas berat tubuh membengkak karena lemaknya cuma
sedikit.

Sebagai makanan khas Jawa Barat, pisang sale telah diterima oleh hampir
semua lidah orang Indonesia. Selain rasanya yang enak dan lezat, panganan
yang mempunyai aroma khas ini mengandung nilai gizi yang lebih tinggi dari
pisang biasa.


Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia
karena potensi produksinya yang cukup besar. Pisang sejak lama dikenal
sebagai buah yang lezat dan berkhasiat bagi kesehatan. Negara-negara
penghasil pisang yang terkenal di antaranya adalah Brasil, Filipina, Panama,
Honduras, India, Equador, Thailand, Kolumbia, Kosta Rica, Meksiko, Karibia,
Pantai Gading, Uganda, dan Hawaii.

Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang banyak mengandung humus
memungkinkan tanaman pisang tersebar luas di Indonesia. Hampir seluruh
wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang. Sentra produksi pisang
adalah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali,
dan Nusa Tenggara Barat.

Ragam Pemanfaatan
Pisang dapat dibedakan atas empat golongan, yaitu: (1) pisang yang dapat
dimakan langsung (contohnya pisang kepok, susu, hijau, emas, raja), (2)
pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu (contohnya pisang
tanduk, oli, kapas, bangkahulu), (3) pisang yang dapat dimakan langsung
setelah masak maupun diolah terlebih dahulu (contohnya pisang kepok dan
raja), (4) pisang yang dapat dimakan sewaktu masih mentah (pisang klutuk dan
batu untuk dibuat rujak).

Pisang telah lama akrab dengan masyarakat Indonesia, terbukti dari seringnya
pohon tersebut digunakan sebagai perlambang dalam berbagai upacara adat.
Walaupun demikian, pemanfaatan pisang sejauh ini masih sangat terbatas,
umumnya dimakan sebagai buah segar.

Padahal, buah pisang dapat diolah dalam keadaan mentah maupun matang. Pisang
mentah dapat diolah menjadi gaplek, tepung, dan keripik, sedangkan pisang
matang dapat diolah menjadi anggur, sari buah, digoreng, direbus, kolak,
getuk, selai, dodol, pure, saus, dan sale.

Salah satu upaya untuk menanggulangi kelebihan produksi dan pemasaran pisang
segar adalah dengan melakukan pengawetan menjadi sale. Pisang sale telah
lama dikenal sebagai makanan tradisional khas Jawa Barat. Selain untuk
memperpanjang masa simpan, sale juga meningkatkan harga jual dibandingkan
dengan buah pisang segarnya.

Proses Pembuatan
Sale merupakan jenis makanan yang dibuat dari buah pisang matang yang
diawetkan dengan cara pengeringan sampai tingkat kadar air tertentu, sekitar
17-18 persen. Ada tiga cara pembuatan pisang sale, yaitu: cara tradisional
dengan memakai asap kayu, cara pengasapan menggunakan asap belerang, serta
cara basah menggunakan natrium bisulfit.

Proses pembuatan sale pisang adalah sebagai berikut:

Pisang yang telah tua dan matang dikupas kulitnya, dikerok sedikit bagian
luarnya hingga bersih. Proses tersebut bertujuan untuk menghilangkan lapisan
tanin yang terdapat pada permukaan pisang, sehingga sale yang dihasilkan
berwarna cokelat mengkilap dan tidak sepat. Tanin yang tidak dihilangkan
akan menghasilkan sale yang berwarna hitam. Untuk mendapatkan warna sale
yang tidak terlalu cokelat, pisang dapat direndam dalam larutan natrium
bisulfit (15 gram dalam satu liter air) selama 10 menit.


Pisang diletakkan di atas tampah, dimasukkan ke dalam lemari pengasapan.
Pisang diasapkan dengan menggunakan asap kayu bakar atau asap belerang
selama dua jam. Proses pengasapan dengan belerang bertujuan untuk memucatkan
pisang, supaya diperoleh warna yang dikehendaki, mematikan mikroba (jamur
dan bakteri), serta mencegah perubahan warna.


Pisang dijemur di atas rak yang beralaskan merang selama 5-7 hari. Proses
pengeringan akan berpengaruh terhadap kadar air, nilai gizi, aktivitas enzim
jasad renik, dan warna sale pisang. Pengeringan dapat dilakukan dengan
sinar matahari atau menggunakan alat pengering buatan (oven). Sambil dijemur
sewaktu-waktu pisang dipipihkan dengan kayu berbentuk silinder atau bambu
sampai ketebalan yang dikehendaki.


Sale yang dihasilkan dapat langsung dikemas dengan daun pisang kering atau plastik
polipropilen. Sale dapat juga digoreng terlebih dahulu untuk lebih memberikan kesan
kering dan gurih.


_______________________________________________
MAILING LIST DOKTER INDONESIA (MLDI)
Sejarah, etika bermilis dan arsip, subscribe/unsubscribe dapat diakses di :
http://www.mldi.or.id atau
kirim mail ke: mailto:[EMAIL PROTECTED]

Tidak ada komentar: