Kamis, 23 April 2009

Tips Memilih Pisang Untuk dijadikan Sale

Untuk menghasilkan sale pisang dengan kualitas yang baik ada beberapa faktor yang harus di perhatikan :
1. Bahan ( buah pisangnya )
Pisang yang digunakan sebagai baku sale harus pisang yang tua di pohon dan masih segar atau belum terlalu lama di simpan setelah diambil dari pohonnya
2. Teknik pematangan ( dengan menggunakan karbit )
3. Media penjemurannya
4. Lahan penjemuran

Ciri - ciri pisang yang baik untuk dijadikan sale :

1. Bentuk buah tidak bersudut ( bundar ) di lihat dari kulitnya.
2. Tidak ada cacat atau bekas potongan benda tajam.
3. Masih keras ( tidak lembek ) sebelum pengkarbitan.

Untuk menghasilkan sale pisang yang baik, faktor handling buah pisang juga jangan sampe ceroboh, misal di banting, hal tersebut bisa menyebabkan buah pisang busuk di dalam.

Sekian dulu tips kali ini, masih banyak tips yang penting untuk menghasilkan sale yang baik...tapi dikit2 aja dl ya...nantikan di episode selanjutnya...he...he...



Selasa, 21 April 2009

Cara dan Tips Membuat Sale Pisang

Untuk menghasilkan sale pisang berkualitas tentu saja membutuhkan bahan - bahan yang berkualitas juga, PISANG yang dipiih juga harus benar - benar bagus dalam artian umurnya sudah cukup tua di pohon. Selain faktor bahan mentahnya, faktor cara pengolahannya juga sangat besar supaya hasilnya baik.
Bahan dan alat yang di perlukan :

1. Karbit kira - kira sebesar diameter 10 cm untuk proses pematangan pisang biar mateng berbarengan.
2. Plastik/terpal untuk menutup pisang pada proses pematangan ukuran 3mx3m.
3. Pisau stainless
4. Media penjemuran dari anyaman bambu dengan ukuran 1mx2m.

Langkah- langkah pengolahan pisang menjadi Sale :
1. Pilihlah pisang yang sudah tua di pohon.
2. Pisahkan pisang dari tandannya sehingga satuannya menjadi beberapa sisir pisang.
3. Susun pisang bertumpuk membentuk lingkaran dengan karbit yang di taruh di tengah - tengah tumpukan pisang.
4. Proses pematangan dengan karbit dilakukan selama 2 malam.
5. Bongkar tumpukan pisang setelah 2 malam, simpan pisang berjejer jangan di tumpuk.
6. Sehari setelah di bongkar barulah si pisang bisa di potong yang selanjutnya di jemur.
7. Cara pemotongan yaitu memanjang dari pangkal ke ujung pisang ( di belah )
8. Proses pengeringan dengan sinar matahari memerlukan waktu kurang lebih 7 hari.
9. Setelah 3 hari pertama pisang di balik supaya bagian bawahnya juga terkena sinar matahari.
10. Apabila setelah menginjak hari ke tujuh, periksalah pisang yang sudah jadi sale tersebut, apabila kadar airnya sudah sekitar 20% maka sale pisang tersebut sudah siap untuk diangkat dari media penjemuran.

Demikian proses pengolahan sale pisang dari bahan mentah menjadi bahan setengah jadi ( bahan setengah jadi nanti akan di tambah adonan untuk proses penggorengan ) Untuk proses adonan dan penggorengan tunggu saja postingan selanjutnya.

SELAMAT MENCOBA.



Senin, 20 April 2009

ERA TECHNOPRENEURSHIP

Tidak bisa dipungkiri lagi, kondisi ekonomi bangsa ini masih terpuruk. Pengangguran bertambah, daya beli masyarakat menurun, kondisi sosial di masyarakat makin kacau. Masyarakat miskin mulai frustasi dengan kondisi tersebut, masyarakat yang lebih beruntung banyak mementingkan diri sendiri.


Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah artikel di surat kabar yang mengutip pendapat dari salah seorang pengusaha tersukses di Indonesia, walaupun di artikel itu beliau lebih "nyindir" para caleg yang tidak ada satupun dari sekian banyak caleg yang mengangkat tema kewirausahhaan, mereka ( para caleg )hanya mengangkat isu - isu kebangsaan, padahal saat ini yang diperlukan adalah pembangunan ekonomi yang berbasis kerakyatan dengan dukungan Teknologi Informasi.

Ya...kenapa postingan ini berjudul ERA TECHNOPRENEURSHIP karena masyarakat kita khususnya pelaku usaha terutama usaha kecil masih ketinggalan jauh di banding dengan negara lain dalam penguasaan IT. Padahal Teknologi Informasi apabila di kuasain semua pengusaha kecil di Indonesia, maka bukan tidak mungkin negara sekelas China akan kalah bersaing dengan Kita.

Mungkin tidak mudah...tapi ini sudah merupakan kewajiban bagi para pelaku usaha di tanah air apabila ingin sejajar dengan bangsa lain. Mulailah dengan hal - hal yang sederhana, misal : setiap pengusaha kecil memiliki alamat email untuk kepentingan bisnisnya, lebih lanjut lagi harus berani belajar menampilkan profile usahanya di website atau blog..selanjutnya akan semakin terbuka untuk menggunakan semua fasilitas yang ada di internet untuk kepentingan usahanya.

PERLUKAH PEMERINTAH TURUN TANGAN?

Jawabannya...HARUSSSS...karena Pemerintahlah yang lebih punya kepentingan selain tentu saja pelaku usahanya sendiri. Saya yakin lambat laun ini akan menjadi suatu budaya sehingga penguasaan IT tidak lagi dianggap sebagai hal yang rumit oleh pengusaha kecil Kita.

ERA TECHNOPRENEURSHIP telah datang..akankah Kita hanya menjadi obyek dari kemajuan teknologi? sementara bangsa lain yang mengeruk keuntungannya.

Mari Kita mulai dari diri Kita masing - masing, saya sebagai seorang pengusaha kecil yang sedang belajar menguasai IT mengajak rekan - rekan semua untuk melek teknologi.

Salam TECHNOPRENEURSHIP

ALOY




Rabu, 15 April 2009

Manfaat Pisang Sale

Pisang Sale Kaya Karbohidrat, Vitamin, dan Mineral

Bila Anda tidak mendapati keterangan gizi pada sebungkus pisang sale yang
dibeli, tulisan ini pasti bermanfaat. Kandungan karbohidrat, vitamin, dan
mineral makanan ini ternyata tinggi. Jadi cocok dijadikan cemilan di saat
butuh energi. Tak perlu cemas berat tubuh membengkak karena lemaknya cuma
sedikit.

Sebagai makanan khas Jawa Barat, pisang sale telah diterima oleh hampir
semua lidah orang Indonesia. Selain rasanya yang enak dan lezat, panganan
yang mempunyai aroma khas ini mengandung nilai gizi yang lebih tinggi dari
pisang biasa.


Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia
karena potensi produksinya yang cukup besar. Pisang sejak lama dikenal
sebagai buah yang lezat dan berkhasiat bagi kesehatan. Negara-negara
penghasil pisang yang terkenal di antaranya adalah Brasil, Filipina, Panama,
Honduras, India, Equador, Thailand, Kolumbia, Kosta Rica, Meksiko, Karibia,
Pantai Gading, Uganda, dan Hawaii.

Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang banyak mengandung humus
memungkinkan tanaman pisang tersebar luas di Indonesia. Hampir seluruh
wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang. Sentra produksi pisang
adalah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali,
dan Nusa Tenggara Barat.

Ragam Pemanfaatan
Pisang dapat dibedakan atas empat golongan, yaitu: (1) pisang yang dapat
dimakan langsung (contohnya pisang kepok, susu, hijau, emas, raja), (2)
pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu (contohnya pisang
tanduk, oli, kapas, bangkahulu), (3) pisang yang dapat dimakan langsung
setelah masak maupun diolah terlebih dahulu (contohnya pisang kepok dan
raja), (4) pisang yang dapat dimakan sewaktu masih mentah (pisang klutuk dan
batu untuk dibuat rujak).

Pisang telah lama akrab dengan masyarakat Indonesia, terbukti dari seringnya
pohon tersebut digunakan sebagai perlambang dalam berbagai upacara adat.
Walaupun demikian, pemanfaatan pisang sejauh ini masih sangat terbatas,
umumnya dimakan sebagai buah segar.

Padahal, buah pisang dapat diolah dalam keadaan mentah maupun matang. Pisang
mentah dapat diolah menjadi gaplek, tepung, dan keripik, sedangkan pisang
matang dapat diolah menjadi anggur, sari buah, digoreng, direbus, kolak,
getuk, selai, dodol, pure, saus, dan sale.

Salah satu upaya untuk menanggulangi kelebihan produksi dan pemasaran pisang
segar adalah dengan melakukan pengawetan menjadi sale. Pisang sale telah
lama dikenal sebagai makanan tradisional khas Jawa Barat. Selain untuk
memperpanjang masa simpan, sale juga meningkatkan harga jual dibandingkan
dengan buah pisang segarnya.

Proses Pembuatan
Sale merupakan jenis makanan yang dibuat dari buah pisang matang yang
diawetkan dengan cara pengeringan sampai tingkat kadar air tertentu, sekitar
17-18 persen. Ada tiga cara pembuatan pisang sale, yaitu: cara tradisional
dengan memakai asap kayu, cara pengasapan menggunakan asap belerang, serta
cara basah menggunakan natrium bisulfit.

Proses pembuatan sale pisang adalah sebagai berikut:

Pisang yang telah tua dan matang dikupas kulitnya, dikerok sedikit bagian
luarnya hingga bersih. Proses tersebut bertujuan untuk menghilangkan lapisan
tanin yang terdapat pada permukaan pisang, sehingga sale yang dihasilkan
berwarna cokelat mengkilap dan tidak sepat. Tanin yang tidak dihilangkan
akan menghasilkan sale yang berwarna hitam. Untuk mendapatkan warna sale
yang tidak terlalu cokelat, pisang dapat direndam dalam larutan natrium
bisulfit (15 gram dalam satu liter air) selama 10 menit.


Pisang diletakkan di atas tampah, dimasukkan ke dalam lemari pengasapan.
Pisang diasapkan dengan menggunakan asap kayu bakar atau asap belerang
selama dua jam. Proses pengasapan dengan belerang bertujuan untuk memucatkan
pisang, supaya diperoleh warna yang dikehendaki, mematikan mikroba (jamur
dan bakteri), serta mencegah perubahan warna.


Pisang dijemur di atas rak yang beralaskan merang selama 5-7 hari. Proses
pengeringan akan berpengaruh terhadap kadar air, nilai gizi, aktivitas enzim
jasad renik, dan warna sale pisang. Pengeringan dapat dilakukan dengan
sinar matahari atau menggunakan alat pengering buatan (oven). Sambil dijemur
sewaktu-waktu pisang dipipihkan dengan kayu berbentuk silinder atau bambu
sampai ketebalan yang dikehendaki.


Sale yang dihasilkan dapat langsung dikemas dengan daun pisang kering atau plastik
polipropilen. Sale dapat juga digoreng terlebih dahulu untuk lebih memberikan kesan
kering dan gurih.


_______________________________________________
MAILING LIST DOKTER INDONESIA (MLDI)
Sejarah, etika bermilis dan arsip, subscribe/unsubscribe dapat diakses di :
http://www.mldi.or.id atau
kirim mail ke: mailto:[EMAIL PROTECTED]

Senin, 13 April 2009

Pisang Sebagai Buah Kehidupan


PISANG bisa disebutkan sebagai buah kehidupan. Kandungan kalium yang cukup banyak terdapat dalam buah ini mampu menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan memperlancar pengiriman oksigen ke otak. Kalau darah, jantung, dan otak terganggu, bukankah kehidupan manusia terancam? tertarik?klik disini..atau klik read more

Selain itu, kandungan Vitamin A yang tinggi dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap ISPA, kulit bersisik, dan kebutaan. Manfaat lain, pisang bisa menjadi pengganti makanan pokok, sehingga mengurangi ketergantungan rakyat Indonesia terhadap beras.

Manusia telah mengonsumsi pisang sejak zaman dahulu kala. Kata pisang berasal dari bahsa Arab, yaitu maus yang oleh Linneus dimasukkan ke dalam keluarga Musaceae, untuk memberikan penghargaan kepada Antonius Musa, yaitu seorang dokter pribadi kaisar Romawi (Octaviani Agustinus) yang menganjurkan untuk memakan pisang. Itulah sebabnya dalam bahasa latin, pisang disebut sebagai Musa paradisiacal .

Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama Islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang menyebar ke seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan subtropis. Negara-negara penghasil pisang yang terkenal di antaranya adalah: Brasilia, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Mexico, Venezuela, dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor empat di dunia.

Di Asia, Indonesia termasuk penghasil pisang terbesar karena sekitar 50 persen produksi pisang Asia berasal dari Indonesia. Sentra produksi pisang di Indonesia adalah: Jawa Barat (Sukabumi, Cianjur, Bogor, Purwakarta, Serang), Jawa Tengah (Demak, Pati, Banyumas, Sidorejo, Kesugihan, Kutosari, Pringsurat, Pemalang), Jawa Timur (Banyuwangi, Malang), Sumatera Utara (Padangsidempuan, Natal, Samosir, Tarutung), Sumatera Barat (Sungyang, Baso, Pasaman), Sumatera Selatan (Tebing Tinggi, OKI, OKU, Baturaja), Lampung (Kayu Agung, Metro), Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Tanaman Serbaguna
Pisang telah lama akrab dengan masyarakat Indonesia, terbukti dari seringnya pohon pisang digunakan sebagai perlambang dalam berbagai upacara adat. Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaatkan kepada manusia. Filosofi tersebutlah yang mendasari penggunaan pohon pisang sebagai simbol niat luhur pada upacara pernikahan.

Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang banyak mengandung humus memungkinkan tanaman pisang tersebar luas di Indonesia. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang.

Pisang tidak mengenal musim panen, dapat berbuah setiap saat. Hasilnya dapat mencapai 1 - 17 sisir setiap tandan atau 4 - 40 Kg per tandan, tergantung jenisnya. Dalam satu tandan pisang tanduk terdapat 1 - 7 sisir, sedangkan pada pisang ambon 7 - 17 sisir. Buahnya dapat dimakan langsung atau diolah terlebih dahulu.

Pasar pisang di dalam negeri sangat baik karena hampir semua masyarakat kita mengonsumsi pisang. Umumnya masyarakat menginginkan pisang yang rasanya manis atau manis sedikit asam, serta beraroma harum. Di pasaran, pisang dijual dengan berbagai tingkatan mutu, dengan harga yang sangat bervariasi satu sama lain.

Selain buahnya, tanaman pisang juga dapat dimanfaatkan dari bagian bonggol hingga daunnya. Bonggol tanaman pisang (berupa umbi batang) dan batang muda dapat diolah menjadi sayuran. Bunga pisang (dikenal sebagai jantung pisang) dapat digunakan untuk sayur, manisan, acar, maupun lalapan. Daunnya lazim digunakan untuk pembungkus makanan, yang dapat memberikan rasa harum spesifik pada nasi yang dibungkus dalam keadaan panas.

Jenis Pisang
Berdasarkan manfaatnya bagi kepentingan manusia, pohon pisang dibedakan atas tiga macam, yaitu pisang serat, pisang hias dan pisang buah. Pada pisang serat (Musa textilis), yang dimanfaatkan bukan buahnya, tetapi serat batangnya untuk pembuatan tekstil. Pisang hias umumnya ditanam bukan untuk diambil buahnya tetapi sebagai hiasan yang cantik, contohnya adalah pisang kipas dan pisang-pisangan.

Pisang buah (Musa paradisiaca) ditanam dengan tujuan untuk dimanfaatkan buahnya. Pisang buah dapat dibedakan atas empat golongan. Golongan pertama adalah yang dapat dimakan langsung setelah matang (disebut juga pisang meja), contohnya adalah: pisang kepok, susu, hijau, mas, raja, ambon kuning, ambon lumut, barangan, serta pisang cavendish.

Golongan kedua adalah yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu, contohnya pisang tanduk, oli, kapas, dan pisang bangkahulu. Golongan ketiga adalah pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak maupun setelah diolah terlebih dahulu, contohnya pisang kepok dan pisang raja.

Golongan keempat adalah pisang yang dapat dimakan sewaktu masih mentah, misalnya pisang klutuk (pisang batu) yang berasa sepat dan enak untuk dibuat rujak. Pisang klutuk beserta kulitnya sering ditambahkan ke dalam rujak untuk mencegah sakit perut atau mules setelah makan rujak.

Di Indonesia, terdapat lebih dari 230 jenis pisang, tetapi yang umum dijual di pasaran dan umum dikonsumsi adalah: pisang barangan, raja, raja sereh, raja uli, raja jambe, raja molo, raja kul, raja tahun, raja bulu, kepok, tanduk, mas, ambon lumut, ambon kuning, nangka, kapas, kidang, lampung, dan pisang tongkat langit.

Buah pisang matang merupakan buah yang mudah busuk, karena kadar airnya yang cukup tinggi. Untuk memperpanjang daya awet dan daya gunanya, buah pisang dapat diolah menjadi berbagai produk. Buah pisang mentah dapat diolah menjadi gaplek, tepung, pati, sirop glukosa, tape, dan keripik. Buah pisang matang dapat diolah menjadi sale, selai, dodol, sari buah, anggur, pure, saos, nectar, pisang goreng, pisang epe, pisang rebus, kolak, getuk, ledre, pisang panggang keju, serta aneka kue lainnya.

Prof. DR. Made Astawan
Dosen Di Departemen Teknologi, Pangan Dan Gizi-IPB