Minggu, 28 Juni 2009

Jusuf Kalla Ke Ciamis Di Suguhin Sale Pisang


Ada yang berbeda dengan suasana Kota Ciamis pada hari Jum'at 26 Juni 2009 yang lalu, seorang Calon Presiden RI Bapak H. Muhammad Jusuf Kalla atau yang lebih kita kenal dengan sebutan JK berkunjung ke Pesantren Darussalam Ciamis, dalam kunjungannya tersebut...

Pihak tuan rumah yaitu pengurus PONPES Darussalam memilih beberapa makanan yang di suguhkan kepada Bpk. H. Muhammas Jusuf Kalla beserta rombongan yang berasal dari produk Saung Oleh-Oleh LEGIT.

Tentu saja bagi Kami ini merupakan suatu kebanggaan karena Produk Kami dipercaya untuk disajikan kepada Calon Presiden sekaligus orang nomor dua di Indonesia ini.

Ini juga menjadi motivasi bagi Kami keluarga besar Saung Oleh-Oleh LEGIT Ciamis untuk selalu meningkatkan pelayanan serta kualitas produk.

Semoga di masa yang akan datang Kami bisa lebih dekat Anda semua. Karena Anda adalah Keluarga Besar Kami juga.

Maju Terus Pengusaha Ciamis...

Jumat, 19 Juni 2009

Cara Jitu Pemasaran Produk Sale Pisang

Postingan kali ini sekaligus menjawab pertanyaan sdr. Nur yang bulan ini mulai terjun di bisnis sale pisang. Ini merupakan pengalaman pribadi saya mulai dari tahun 1980 dalam menjalankan bisnis sale pisang. Mudah-mudahan bisa bermanfaat.

Pada awal usaha, yang saya pikirkan pada waktu itu adalah bagaimana caranya agar produk saya "cepat laku" kenapa saya kasih tanda kutif karena anggapan saya pada saat itu pada saat produk kita keluar dari pabrik itulah omset saya, padahal belum tentu.

Antara tahun 80-an sampai dengan tahun 90-an, pemasaran produk sale pisang saya menggunakan sistem kanvas di toko - toko kue, mini market dan super market yang ada di wilayah Jawa Barat. Mulai dari Ciamis sampai Bogor. Dengan sistem konsinyasi/titip jual, kita memerlukan modal dua kali lipat karena hampir tidak ada toko yang mau membayar tunai produk baru kita.

Pada awal usaha memang omset lumayan baik, mungkin pada saat itu belum banyak bermunculan pesaing produk yang sama. Tapi pada awal tahun 90-an mulailah produk- produk sejenis bermunculan, ada sale pisang khas Majenang, Sumedang, Garut, Cianjur, Sukabumi dan daerah lainnya. Pada tahun 1998 mulailah usaha saya mengalami kelesuan, beberapa faktor penyebabnya adalah naiknya biaya transportasi untuk kanvas sehingga setiap kali melakukan kanvas biaya operasional membengkak, selain itu dengan banyaknya saingan yang muncul sehingga pemilik toko yang dititipin produk kita jadi tidak fokus ke satu produk sale pisang kita.Akhirnya apa yang terjadi?omset di tiap toko menurun drastis yang akhirnya produk kita harus di RETUR.

Nah,inilah bagian postingan saya yang mungkin juga bisa menjawab dari pertanyaan sdr.Nur.

Pada Awal tahun 1999 saya merubah strategi pemasaran, yang tadinya di titipkan di toko milik orang lain pada saat itu juga saya memberanikan diri membuka toko sendiri. Tentu saja dengan perhitungan yang matang. Apa yang terjadi setelah itu?ternyata dengan dengan menjual produk saya di tempat sendiri banyak sekali keuntungan yang diraih. Beberapa keuntungannya adalah :
  1. Dalam penataan produk saya lebih bisa leluasa mengaturnya sehingga menarik bagi konsumen.
  2. Kontrol akan kondisi produk lebih mudah, hal ini menghindari apa bila ada produk yang rusak agar jangan sampai terjual kepada konsumen.
  3. Pelayanan terhadap konsumen pun akan lebih maksimal karena bagaimana pun saya sebagai pembuat produk tersebut pasti lebih tahu tentang kelebihan dan kekurangan produk saya. Apabila ada konsumen yang komplain bisa langsung di tanggapi sehingga konsumen puas.
  4. Dengan karakter sale pisang yang merupakan makanan berkarakter khas dan lebih cocok dijadikan sebagai makanan oleh - oleh, maka setiap konsumen atau pendatang yang datang ke suatu daerah pasti mencari toko oleh-oleh yang menjual makanan khas daerah tersebut. Mereka tidak akan mencari ke super market atau mall untuk mencari makanan khas daerah.
Kesimpulannya adalah, apabila rekan - rekan mau bisnis produk sale pisang lebih baik memilih membuka toko sendiri sebagai tempat penjualan. Tentu saja harus didukung dengan kualitas produk yang baik dan pelayanan maksimal terhadap konsumen agar mereka di lain waktu datang lagi ke tempat kita untuk berbelanja.

Aduh lumayan cape ngetiknya nih...ok deh kalo b elum jelas di postingan ini, rekan rekan bisa kirim pertanyaan ke email saya di :
aloyuus@yahoo.com atau Chat di YM tinggal di add saja alamat email tadi...oke ma kasih ya...sampai jumpa di postingan selanjutnya. Buat sdr. Nur semoga sukses....

Sabtu, 13 Juni 2009

Tips dan Trik Meneruskan Usaha Keluarga


Kisah Sukses Bapak Ciputra

oleh : A. B. Susanto
Managing Partner The Jakarta Consulting Group

Inilah kisah pengusaha sukses Ciputra yang akrab dipanggil Pak Ci dalam sebuah forum Family Business yang kami selenggarakan. Dalam rangka mempersiapkan generasi ketiga, Pak Ci telah mempersiapkan semacam kontrak keluarga (family contract), yang akan dibuat secara tertulis.

Dalam perjanjian tersebut antara lain disebutkan bahwa bila seorang anggota keluarga ingin meninggalkan perusahaan, dia tidak bisa menjual sahamnya tanpa persetujuan anggota keluarga yang lain. Bila dia ingin mendirikan usaha dalam bidang yang sama, dia hanya boleh jadi direksi, tidak jadi komisaris.

Menurut Pak Ci, perjanjian-perjanjian seperti ini harus dilakukan justru pada saat seluruh anggota keluarga masih sehat dan mampu. Setiap 1 atau 2 bulan sekali diadakan rapat keluarga, serta rapat dengan para profesional sebulan sekali.

Untuk generasi ketiga, Pak Ci mensyaratkan bahwa sebelum bekerja dalam perusahaan, mereka harus memiliki pengalaman bekerja di luar sekurang-kurang 3 tahun, dan bila sudah masuk dalam perusahaan akan ditempatkan di tempat yang sesuai dengan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki.

Menurut Pak Ci, generasi kedua yang masuk ke dalam perusahaan harus qualified dan bersikap profesional, dan harus patuh pada jam kerja yang telah ditetapkan. Jika mereka tidak mampu untuk memenuhi kriteria-kriteria di atas, mereka disarankan untuk bekerja di perusahaan lain atau tidak usah bekerja, cukup jadi komisaris, sebab kalau dia tidak qualified dan masuk di perusahaan dan jadi direktur, seluruh perusahaan dapat hancur. Guna membantu mewujudkan family governance, Pak Ci tidak segan-segan untuk meminta bantuan konsultan independen.

Secara umum sebuah perusahaan keluarga akan melewati empat tahapan, yaitu pengembangan, pengelolaan, transformasi, dan keberlanjutan. Perkembangan perusahaan keluarga bermula dari close-circle family atau immediate family sang pendiri. Berikutnya, ketika perusahaan mulai tumbuh, generasi kedua dan extended family mulai masuk, bahkan menjadi the dynasty of family. Selanjutnya perusahaan keluarga yang bisa survive mulai mengalami professional influx. Saat mencapai kematangan (maturity) dan stabil, peran profesional diperlukan untuk menangani perusahaan.

Bila berhasil mencapaui tahap ini, kemampuannya bersaing telah terbukti. Namun perusahaan tidak boleh berpuas diri. Perubahan akibat globalisasi, persaingan yang mematikan, teknologi yang maju dan cepat usang, perubahan iklim, dan krisis ekonomi global akan berdampak bagi perusahaan keluarga.

Tugas penerus

Apa pun perubahan yang terjadi, setiap pendiri dan pemilik perusahaan keluarga pastilah ingin agar perusahaan yang telah dibangunnya dengan susah payah mampu bertahan dan semakin berjaya meskipun sang pemilik telah meninggalkan perusahaan. Menjadi tugas generasi peneruslah untuk mewujudkan cita-cita sang pendiri ini.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memutuskan apakah dia ingin bergabung dengan perusahaan keluarga atau tidak. Sebuah keputusan yang tidak mudah karena pertimbangan kewajiban terhadap keluarga, ketidaksenangan karyawan, persaingan antarsaudara, dan sederet pertimbangan lainnya.

Bila generasi penerus merasa mantap untuk mengambil alih kepemimpinan perusahaan, pertama-tama perlu dilakukan evaluasi menyangkut proses pengambilan keputusan, prioritas jangka pendek demi kelangsungan perusahaan jangka panjang, perubahan dalam hubungannya dengan keluarga, moral karyawan, serta visi dan misi perusahaan.

Ke dalam keluarga sendiri, bila generasi penerus mampu mengelola potensi konflik dalam anggota keluarga dengan baik, keikutsertaan anggota keluarga lain dalam perusahaan juga dapat meningkatkan harmoni. Kebersamaan, bahu-membahu dalam membangun perusahaan keluarga akan mempererat tali kekeluargaan.

Generasi penerus berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Hal ini akan dapat membantu mereka mendapatkan penerimaan dan kredibilitas di mata karyawan perusahaan keluarga.

Penerimaan dan kredibilitas dapat menjadi kunci diperolehnya legitimasi, di mana seseorang mencapai sebuah posisi kekuasaan dan wewenang dengan memperoleh kepercayaan diri dan juga kepercayaan dari orang lain untuk memberikan kontribusi yang signifikan.

Legitimasi ini selanjutnya dapat menjadi modal yang dapat dimanfaatkan bagi kesuksesan sang penerus, di mana dia dapat menjalankan tugas-tugas strategis dan memperoleh kepercayaan untuk menduduki kursi kepemimpinan menggantikan generasi senior.

Pengalaman generasi penerus bekerja di luar perusahaan keluarga sebelum bergabung dalam perusahaan keluarga, akan memberi nilai tambah. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa generasi penerus yang bergabung dengan perusahaan keluarga setelah memiliki pengalaman bekerja di tempat lain ternyata diterima dengan baik oleh para karyawan perusahaan keluarga.

Mereka juga memperoleh insight yang sangat berharga mengenai dasar-dasar operasi sebuah perusahaan sehingga meningkatkan kredibilitas yang dimiliki, yang diperoleh dengan adanya pengalaman yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan suatu tugas lebih baik dibandingkan dengan orang lain.

Ada kalanya generasi muda memutuskan bergabung dengan perusahaan keluarga sebagai cara cepat dam mudah mendapatkan pekerjaan pemilik/pemimpin perusahaan pun seringkali mau menerima dengan alasan hubungan keluarga.

Namun, jika generasi penerus ini tidak kompeten, tidak mau belajar, bekerja keras, dan tidak mampu bekerja sama dengan orang lain, maka cepat atau lambat dia akan mendapatkan kesulitan. Posisinya tidak lagi aman. Perusahaan yang baik tidak mungkin menerima dan mempertahankan orang-orang yang tidak kompeten, yang mengancam eksistensi perusahaan.

Inilah tantangan yang dihadapi oleh generasi penerus, menjadikan perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang profesional yang akhirnya menjadi perusahaan berkelas dunia dan sekaligus mematahkan mitos yang selama ini terkenal melekat dalam perusahaan keluarga, yaitu generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan.

Jumat, 12 Juni 2009

Above VS Below The Line promotion


Apa itu Above The Line Promotion?..mungkinrekan - rekan sering mendengar ini.
Above The Line adalah :

Suatu kebijakan kegiatan promosi yang ditetapkan dari manajemen pusat dan bersifat wajib di sinkronkan dengan kegiatan Below The Line pada tingkat manajemen di bawahnya. Contoh aktifitas Above The Line misal Iklan di media elektronik dan media cetak dengan menampilkan tagline atau tema dari produk yang di tawarkan. Nah, sekarang apa sih Below The Line? Below The Line adalah upaya dari tingkat manajemen bawah dalam mendukung Above The Line contohnya event ptomosi atau program promosi untuk konsumen.

Nah, itu dulu mungkin yang bisa saya share kali ini....do'ain aja supaya saya secepatnya dapat ilham buat nulis lagi...he..he..

Jumat, 05 Juni 2009

Terpaksa Jadi Pengusaha..


Lumayan nih ada waktu buat posting lagi, samil nunggu waktu jumatan...he..he...Judul postingannya agak aneh ya?jangan bingung baca terus aja...

Sebetulnya ada dua type latar belakang pengusaha yang saya temukan di lapangan :
  1. Seorang pengusaha yang dari mulai lahir dan di besarkan di lingkungan keluarga yang berkutat dalam dunia usaha, sehingga secara tidak langsung dalam dirinya melekat karakter dari seorang wirausaha.
  2. Seorang pengusaha yang terjun ke dunia usaha karena terpaksa, terpaksa dengan kondisi ekonomi, terpaksa dengan keadaan yang menuntut dia untuk berfikir kreatif dan menghasilkan sesuatu yang bisa berguna baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya.

Kedua tipe pengusaha diatas sebenarnya mempunyai peluang sukses yang sama, namun biasanya tipe yang ke 2 akan lebih kuat dalam menghadapi kendala-kendala yang terjadi dalam usahanya, ya karena terdesak dengan kondisinya yang memaksa dia untuk bekerja dan berfikir keras agar usahanya tetap eksis.

Termasuk tipe manakah anda?